Vatikan Terlibat Rantai Kriminal Korup � Mafia?
Vatikan Terlibat Rantai Kriminal Korup – Mafia?
ROMA (Berita SuaraMedia) – Vatikan sengaja meresmikan undang-undang anti-pencucian uang demi menyembunyikan kepemilikan uang mafia, kata para jaksa penuntut di sebuah persidangan di Italia.Dokumen-dokumen hukum baru tersebut juga mengindikasikan bahwa para agamawan Vatikan bertindak sebagai tameng bagi sejumlah pengusaha korup yang menjalin hubungan dengan mafia.
Tuntutan tersebut merupakan yang terbaru dalam serangkaian tindakan hukum terhadap Vatikan terkait tuduhan pencucian uang dan mafia dan membuat aparat menyita uang senilai $35 juta.
Vatikan menyebut penyitaan aset-aset tersebut sebagai sebuah "kesalahpahaman" dan optimis bahwa hal itu akan segera beres. Tapi, dokumen-dokumen pengadilan yang terbaru menunjukkan para jaksa penuntut menyebut Bank Vatikan sengaja memunculkan undang-undang antipencucian uang. Tujuannya, "Menyembunyikan kepemilikan, tujuan, serta asal uang."
Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan dua buah transaksi yang belum pernah dilaporkan sebelumnya. Salah satunya pada tahun 2009, melibatkan penggunaan nama palsu, sementara yang lainnya terjadi pada tahun 2010 saat Bank Vatikan menarik dana sebesar €650.000 dari sebuah rekening bank di Italia, namun mengabaikan permintaan bank yang ingin tahu ke mana uang tersebut ditujukan.
Tuduhan-tuduhan baru mengenai penyimpangan keuangan tersebut muncul di saat yang tidak tepat dan membuat Vatikan semakin terpuruk. Seperti diketahui, Vatikan sebelumnya sudah terkena aib kala terungkap bahwa mereka melindungi para pastor pedofil.
Kasus korupsi tersebut memberikan harapan baru kepada para korban selamat Holocaust yang tidak berhasil melayangkan tuntutan di Amerika Serikat. Mereka menuding bahwa harta jarahan Nazi disimpan di Bank Vatikan.
Skandal tersebut bukan yang pertama kalinya menimpa bank itu. Bank Vatikan sudah terpisah dari bank-bank lainnya mengingat mesin-mesin penarik uangnya hanya berbahasa Latin dan para pastor menggunakan izin masuk pribadi.
Pada tahun 1986, seorang penasihat keuangan Vatikan meninggal setelah meminum kopi bercampur racun sianida di dalam penjara.
Satu orang lainnya, Roberto Calvi, ditemukan tewas tergantung di sebuah tali di bawah Jembatan Blackfriars, London, pada tahun 1982. Kantong-kantongnya dijejali uang dan batu.
Peristiwa itu semakin memperkelam reputasi bank tersebut dan semakin memperbesar kecurigaan bahwa bank tersebut menjalin hubungan dengan mafia, sebuah hal yang mengakibatkan Vatikan menanggung biaya ratusan juta dolar dalam upaya hukum melawan aparat Italia.
Pada 21 September silam, polisi khusus keuangan menyita aset-aset dari sebuah rekening Bank Vatikan.
Para penyidik mengatakan bahwa Vatikan tidak mampu memberikan keterangan mengenai asal atau tujuan dari dana, sebuah hal yang diwajibkan dalam hukum di Italia.
Dana tersebut ditujukan ke sebuah cabang bank JP Morgan di Frankfurt, Jerman, sementara sisanya ditujukan ke Banca del Fucino, sebuah bank Italia.
Para jaksa menuding Vatikan telah mengabaikan regulasi yang mengharuskan bank-bank asing berkomunikasi dengan pihak berwenang dalam bidang keuangan di Italia tempat uang mereka berasal.
Semua bank menolak memberikan komentar mengenai hal ini. (dn/nr/bt) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar